Malinau, dari Desa Adat Suku Menjadi Ibu Kota Kaltara
Di Malinau terdapat Taman Nasional Kayan Mentarang yang juga mejadi wisata andalan Malinau. Keunikan budaya khas yang digabungkan dengan alam menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang datang. Beberapa desa wisata yang dikenal di Malinau adalah Desa Setulang, Desa Long Alango, Desa Apau Ping dan Desa Serindit.Kabupaten Malinau di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) sering disebut dengan Bumi Intimung. Pada awalnya, Malinau adalah sebuah kawasan pemukiman yang dihuni Suku Tidung. Adanya pemekaran wilayah Kabupaten Bulungan, Malinau menjadi ibu kota Kabupaten, yaitu Kabupaten Malinau sejak 2012 silam.
Nama Malinau sendiri berasal dari ucapan orang-orang Belanda yang datang ke pemukiman yang dulu bernama Desa Selamban. Pada saat Belanda datang, mereka menanyakan nama sungai kepada sekelompok Suku Abai. Karena tidak mengerti bahasa yang digunakan orang Belanda, mereka menjawab "Mal Inau" maksudnya adalah “sedang mengolah” atau “memasak sagu enau/aren”. Rupanya masyarakat Suku Abai mengira orang Belanda itu menanyakan kegiatan yang sedang dilakukan saat ini. Kemudian dalam peta dan administrasi Pemerintah Hindia Belanda masuklah Sungai Malinau hingga saat ini.
Di Malinau terdapat Taman Nasional Kayan Mentarang yang juga menjadi wisata andalan Malinau. Keunikan budaya khas yang digabungkan dengan alam menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang datang. Beberapa desa wisata yang dikenal di Malinau adalah Desa Setulang, Desa Long Alango, Desa Apau Ping dan Desa Serindit.
Desa Setulang terletak di Kecamatan Malinau Selatan Hilir. Di lokasi ini Sobat Pesona bisa melihat banyak hal yang berkaitan dengan seni khas Kalimantan Timur terutama Suku Dayak Kenyah. Lokasinya, hanya membutuhkan waktu 1 jam perjalanan dari kota Malinau. Desa Setulang memiliki budaya khas yang masih dilestarikan yaitu budaya adat Dayak Kenyah Oma Paru. Warga desa masih mempertahankan bahasa, hukum adat, budaya dalam kehidupan sehari-hari dan menghadiri di Balai Adat (Lamin adat).
Ada juga Desa Long Alango yang merupakan satu desa terpencil di Kecamatan Bahau Hulu. Di tempat ini, Sobat Pesona bisa menikmati teduhnya hutan hujan tropis seluas 11.000 hektare yang juga sangat penting untuk warga di Desa Long Alango. Untuk menuju lokasi Desa Long Alango harus ditempuh dengan rute yang lumayan jauh. Dari Kota Tarakan menuju Malinau bisa menggunakan 2 rute yaitu melalui udara dan laut. Jika melalui udara menggunakan pesawat Kal Star, Susi Air dan MAF, waktu yang dibutuhkan sekitar 30 menit. Sementara jika Sobat Pesona memilih lewat laut atau sungai dengan menggunakan speedboat, waktu tempuhnya sekitar 3-4 jam.
Sementara, untuk menuju Desa Apau Ping butuh waktu 1 hari lagi dari ibukota kecamatan dengan naik ketinting atau perahu. Hampir sebagian besar masyarakat Apau Ping menggantungkan kebutuhan hidupnya pada hutan. Banyak hal yang pasti bisa dijumpai di Apau Ping, salah satunya adalah sabana Long Tua. Butuh waktu 1 jam dari Desa Apau Ping. Suku yang tinggal di Desa Apau Ping cukup beragam, tapi semuanya dalam satu garis suku asli Kalimantan, yaitu Suku Dayak. Sub Suku Dayak yang menetap disekitar wilayah Taman Nasional Kayan Mentarang, terutama di Desa Apau Ping adalah Suku Dayak Kenya Lepo’ Ke.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !