Penampakan Kota Tanjung Selor. RADAR KALTARA
PROKAL.CO, TANJUNG SELOR - Ketua Lembaga Adat Bulungan (LAB) Datu Buyung Perkasa ingin masyarakat paham keberadaan Kesultanan Bulungan tidak terpisahkan dari Tanjung Selor dan Bulungan.
Tanjung Selor yang saat ini menjadi pusat pemerintahan baik Pemkab Bulungan mau pun Pemprov Kaltara dulunya merupakan wilayah bagian dari kesultanan yang cukup diandalkan.
Ia menceritakan, dulunya Tanjung Selor merupakan semua perkampungan di seberang Tanjung Palas. Letaknya yang berhadapan langsung dengan pusat pemerintahan kerajaan Tanjung Selor punya peran strategis di semua aspek. Utamanya bidang perekonomian. "Dulu Tanjung Selor merupakan pusat bandar perdagangan," ucap Datu Buyung Perkasa.
Historis tersebut kata dia, harus dipahami seluruh komponen masyarakat Bulungan dan Kaltara umumnya. Generasi muda yang saat ini hidup di abad kini diharuskan paham sejarah Kesultanan Bulungan, Tanjung Selor dan Kabupaten Bulungan.
Antara Tanjung Selor dan Kabupaten Bulungan walau saat ini sudah cukup maju tidak dapat dipisahkan dari Kesultanan Bulungan. Singkatnya adanya Kota Tanjung Selor dan Kabupaten Bulungan berawal dari Kesultanan atau Kerajaan Bulungan.
"Dulu kerajaan pusat pemerintahannya di Tanjung Palas. Lalu gabung dengan NKRI pusat pemerintahan di Tanjung Selor. Bupati pertama Andi Tjatjuk," paparnya.
Sementara asal muasal nama Tanjung Selor setidaknya ada tiga versi. Kesemuanya secara historis cukup kuat untuk dijadikan rujukan asal mula Tanjung Selor.
Pertama kata Datu Buyung, Tanjung Selor berasal pohon kelor. Dahulunya di Tanjung Selor banyak terdapat pohon kelor. "Dari pohon kelor jadi lah Selor," beber Datu Buyung
Versi lainnya adalah dahulu ada seorang berkebangsaan Inggris berprofesi sebagai seorang pelaut. "Masyarakat memanggilnya dengan sebutan tuan sailor," ujar Datu Buyung.
Terakhir, Tanjung Selor dulunya merupakan suatu tempat berbentuk tanjung yang terletak di antara dua atau di tengah ilur atau tanjung. "Lama kelamaan jadi atau berubah lah nama Tanjung Selor," pungkasnya.
Ia ingin pelaksanaan Birau selain upaya melestarikan adat dan nilai- nilai budaya, juga untuk mengingatkan kembali sejarah daerah.
Salah satu sarana edukasinya adalah kegiatan rutin Birau. (isl/nri)
Jdsm: Beri Pemahaman Sejarah Tanjung Selor
Tanjung Selor yang saat ini menjadi pusat pemerintahan baik Pemkab Bulungan mau pun Pemprov Kaltara dulunya merupakan wilayah bagian dari kesultanan yang cukup diandalkan.
Ia menceritakan, dulunya Tanjung Selor merupakan semua perkampungan di seberang Tanjung Palas. Letaknya yang berhadapan langsung dengan pusat pemerintahan kerajaan Tanjung Selor punya peran strategis di semua aspek. Utamanya bidang perekonomian. "Dulu Tanjung Selor merupakan pusat bandar perdagangan," ucap Datu Buyung Perkasa.
Historis tersebut kata dia, harus dipahami seluruh komponen masyarakat Bulungan dan Kaltara umumnya. Generasi muda yang saat ini hidup di abad kini diharuskan paham sejarah Kesultanan Bulungan, Tanjung Selor dan Kabupaten Bulungan.
Antara Tanjung Selor dan Kabupaten Bulungan walau saat ini sudah cukup maju tidak dapat dipisahkan dari Kesultanan Bulungan. Singkatnya adanya Kota Tanjung Selor dan Kabupaten Bulungan berawal dari Kesultanan atau Kerajaan Bulungan.
"Dulu kerajaan pusat pemerintahannya di Tanjung Palas. Lalu gabung dengan NKRI pusat pemerintahan di Tanjung Selor. Bupati pertama Andi Tjatjuk," paparnya.
Sementara asal muasal nama Tanjung Selor setidaknya ada tiga versi. Kesemuanya secara historis cukup kuat untuk dijadikan rujukan asal mula Tanjung Selor.
Pertama kata Datu Buyung, Tanjung Selor berasal pohon kelor. Dahulunya di Tanjung Selor banyak terdapat pohon kelor. "Dari pohon kelor jadi lah Selor," beber Datu Buyung
Versi lainnya adalah dahulu ada seorang berkebangsaan Inggris berprofesi sebagai seorang pelaut. "Masyarakat memanggilnya dengan sebutan tuan sailor," ujar Datu Buyung.
Terakhir, Tanjung Selor dulunya merupakan suatu tempat berbentuk tanjung yang terletak di antara dua atau di tengah ilur atau tanjung. "Lama kelamaan jadi atau berubah lah nama Tanjung Selor," pungkasnya.
Ia ingin pelaksanaan Birau selain upaya melestarikan adat dan nilai- nilai budaya, juga untuk mengingatkan kembali sejarah daerah.
Salah satu sarana edukasinya adalah kegiatan rutin Birau. (isl/nri)
Jdsm: Beri Pemahaman Sejarah Tanjung Selor
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !