Foto: Eduardo Hasian Simorangkir
FOKUS BERITA
Ibu Kota RI Pindah ke Kaltim
Palangka Raya - Asal mula kota Palangka Raya bermula dari suatu Desa yang berada di tepian Sungai Kahayan, bernama Desa Pahandut. Di desa ini, masyarakat suku Dayak menggantungkan hidupnya pada sungai Kahayan yang membelah wilayah kota Palangka Raya.
Di Desa Pahandut pulalah pertama kalinya Sukarno menginjakkan kakinya di Kalimantan Tengah, tepatnya pada Juli 1957. Saat itu Sukarno datang meresmikan pembangunan Kota Palangka Raya di kawasan rimba raya tersebut sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah.
Sukarno datang dengan menaiki perahu menuju Pahandut, yang berada di pedalaman Pulau Borneo bersama dengan beberapa pejabat negara dan duta besar kala itu.
Emiliana Enon Heryani, putri sulung Tjilik Riwut, Gubernur pertama Kalimantan Tengah yang saat itu juga mendampingi Sukarno mengatakan, Desa Pahandut kala itu masih banyak dikelilingi oleh hutan rimba. Penduduk Desa Pahandut pun bersorak gembira saat menyambut kedatangan seorang tamu besar dari Jakarta.
"Pakai kapal mereka itu dulu datang, terus itu di Tugu di muka kantor Gubernur itu dia meletakkan tiang, ditancapkan. Dengan jalannya belum aspal dengan pasir-pasir, rupanya masyarakat itu riang gembira. Diikat mobilnya pakai tali, ditarik oleh masyarakat ke Tugu itu," kata Enon kepada detikFinance saat ditemui di Palangka Raya, Rabu (13/7/2017).
Kini, berselang 61 tahun sejak peristiwa saat itu, Desa Pahandut pun mulai berkembang. Berdasarkan pantauan detikFinance di lokasi, pertokoan dan rumah penduduk telah banyak dibangun di belakang tepian sungai Kahayan. Namun rumah-rumah kayu masih berdiri kokoh berjejer di tepian sungai Kahayan.
Rumah-rumah tersebut kini menjadi saksi sejarah cikal bakal berdirinya kota Palangka Raya. Masih eksisnya rumah-rumah tersebut lantaran masyarakat yang masih sangat bergantung dengan keberadaan sungai Kahayan sebagai sumber pencaharian mereka.
Budidaya ikan air tawar seperti nila dan patin menjadi sumber mata pencaharian masyarakat sekitar. Sungai Kahayan juga masih dimanfaatkan sebagai jalur transportasi penduduk menjemput hasil bumi dari Desa Bahaur di Kabupaten Pulang Pisau untuk kembali dibawa ke Palangka Raya dan dijual ke pasar.
Masyarakat juga memanfaatkan sungai Kahayan sebagai pra sarana wisata susur sungai Kahayan, dengan menggunakan kapal kelotok yang ukurannya bervariasi.
Di Desa Pahandut pulalah pertama kalinya Sukarno menginjakkan kakinya di Kalimantan Tengah, tepatnya pada Juli 1957. Saat itu Sukarno datang meresmikan pembangunan Kota Palangka Raya di kawasan rimba raya tersebut sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah.
Sukarno datang dengan menaiki perahu menuju Pahandut, yang berada di pedalaman Pulau Borneo bersama dengan beberapa pejabat negara dan duta besar kala itu.
Foto: Eduardo Hasian Simorangkir
|
Kini, berselang 61 tahun sejak peristiwa saat itu, Desa Pahandut pun mulai berkembang. Berdasarkan pantauan detikFinance di lokasi, pertokoan dan rumah penduduk telah banyak dibangun di belakang tepian sungai Kahayan. Namun rumah-rumah kayu masih berdiri kokoh berjejer di tepian sungai Kahayan.
Rumah-rumah tersebut kini menjadi saksi sejarah cikal bakal berdirinya kota Palangka Raya. Masih eksisnya rumah-rumah tersebut lantaran masyarakat yang masih sangat bergantung dengan keberadaan sungai Kahayan sebagai sumber pencaharian mereka.
Foto: Eduardo Hasian Simorangkir
|
Masyarakat juga memanfaatkan sungai Kahayan sebagai pra sarana wisata susur sungai Kahayan, dengan menggunakan kapal kelotok yang ukurannya bervariasi.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !