Wisata Bima Nusa Tenggara Barat tidak kalah dari Bali, lho! Banyak pesona alam tersembunyi yang belum terlalu populer di kalangan wisatawan nasional. Padahal, sebagaimana Pulau Moyo, wisata Sumbawa cukup menuai perhatian wisatawan mancanegara.

Setelah Indonesia ditetapkan sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia 2019 oleh standar Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019, Kementerian Pariwisata semakin gencar dalam mempromosikan wisata Lombok dan Sumbawa (Kedaulatan Rakyat). Hal ini dikarenakan Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu branding wisata halal Indonesia yang terbaik. Keindahan alam yang asri, tradisi yang berakar kuat, dan pengalaman berwisata yang menantang adrenalin. Semuanya ada di Bima dan sekitarnya. Berikut wisata Bima yang harus kamu tahu.

1. Petualangan Menaklukkan Gunung Tambora

Image credit: Pesona Travel

Festival Pesona Tambora (FPT) baru saja berakhir pada tanggal 11 April lalu. Tahun ini, FPT diselenggarakan di semua wilayah administratif Pulau Sumbawa, yaitu kota dan kabupaten Bima, kabupaten Dompu, kabupaten Sumbawa, kabupaten Sumbawa Barat dan satu rangkaian acara di Lombok; sedangkan venue utama Festival Pesona Tambora berlokasi di Doro Ncanga, Taman Nasional Gunung Tambora. Festival ini diramaikan dengan berbagai tarian dan pertunjukan musik tradisional, seperti Tari Kolosal Doro Mantika yang dibawakan oleh 300 penari.

Image credit: @odykhatani

Festival Pesona Tambora menggambarkan kedekatan masyarakat dengan Gunung Tambora. Setelah meletus dengan dahsyat pada tahun 1815, Gunung Tambora menyisakan kekayaan alam yang berlimpah dan tentu saja, pemandangan yang luar biasa indah. Gunung Tambora dikenal sebagai “the greatest crater in Indonesia” karena memiliki kawah berdiameter kurang lebih 7 km dengan luas sekitar 16 km. Buat kamu yang hobi menjelajah gunung-gunung di Indonesia, rute ini bisa jadi rute pendakian berikutnya, nih!

Image credit: @harryhermanan

Para pendaki umumnya tidak mengejar matahari terbit di puncak Tambora, melainkan matahari terbenam. Mereka biasanya berangkat jam sembilan pagi dengan menggunakan kendaraan offroad. Lalu melanjutkan berjalan kaki dari pos 5 ke puncak selama kurang lebih dua jam. Dalam perjalanan, kamu akan dihibur oleh hamparan padang rumput sabana Doro Ncanga. Sapi, kerbau, dan kuda ternak dibiarkan bebas mencari makan di sini. Sungguh menyegarkan mata, apalagi kalau kamu terbiasa bekerja berjam-jam di hadapan laptop.

Image credit: @arasy3scd

Koordinat Lokasi

2. Pulau Sangeang yang Menantang

Image credit: @expedisi_sangiang_api

Ingin menaklukkan gunung berapi aktif yang lain? Menyeberanglah ke Pulau Sangeang yang tidak berpenghuni. Gunung Sangeang Api yang memiliki dua puncak yaitu Doro Api (1,949 mdpl) dan Doro Mantoi (1,795 mdpl) ini, memang berstatus siaga aktif. Bahkan, gunung ini terakhir meletus pada tahun 2014. Makanya, masyarakat diimbau tidak tinggal di pulau ini secara permanen.

Image credit: @yuyun_wnnn

Namun begitu, para pendaki yang punya nyali besar tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mendaki Sangiang Api. Wisata Bima satu ini tidak hanya menyimpan berbagai mitos yang mencengangkan, tetapi juga trek pendakian yang menantang. Sayang banget untuk dilewatkan!

Image credit: Mountain Goat

Koordinat Lokasi

3. Membelah Lautan di Pantai Lariti

Image credit: @topengkusut

Pernah bermimpi untuk berjalan di atas laut? Di Pantai Lariti, ada gundukan pasir putih yang ‘membelah lautan’ antara pantai dengan pulau kecil di seberang. Uniknya, tidak ada patokan khusus mengenai kapan ‘jalan’ tersebut akan muncul. Meski demikian, masyarakat lokal terus berdatangan untuk menikmati indahnya Pantai Lariti.

Image credit: @andiniagathap

Akhir tahun 2018, pemerintah daerah melakukan perbaikan jalan untuk menuju Pantai Lariti. Tak hanya itu, fasilitas umum seperti toilet, jalan setapak di pinggir pantai, dan anjungan untuk berfoto juga dibangun demi kenyamanan para pengunjung.

Image credit: @imam.subekti_

Koordinat Lokasi

4. Mengalahkan Ombak di Pantai Lakey

Image credit: @joshsurridge123

Jangan heran kalau kamu berkunjung ke Pantai Lakey dan menemukan banyak turis mancanegara dengan papan selancar. Pantai ini mendunia karena ombak yang tergolong ‘kidal’, yaitu arah sapuan ombaknya ke kiri, bukan ke kanan seperti pantai-pantai lainnya.

Image credit: @surfeurdumonde

Para peselancar dari Australia, Amerika Serikat, dan Eropa berbondong-bondong ke sini untuk melatih kelihaian mereka. Mereka bisa tinggal di Pantai Lakey hingga berminggu-minggu, lho. Pada waktu-waktu tertentu, diadakan kompetisi selancar yang dapat menghimpun hingga 300-an peserta!

Image credit: @anugrahnurrahman

Waktu terbaik untuk mengunjungi pantai ini adalah bulan April hingga Oktober karena cuaca cerah dan ombak sedang tinggi. Jika kamu bukan penggemar selancar, kamu tetap bisa bermain air di pinggir pantai sambil menanti sunset yang mempesona.

Koordinat Lokasi

5. Memandang Bima dari Ketinggian di Bukit Matompo

Image credit: @anang.tp

Tujuan wisata ini mengingatkanmu dengan Bukit Campuhan di Ubud, ya kan? Dari atas bukit setinggi 100 meter ini, kamu akan terhibur dengan pemandangan laut, padang rumput yang hijau, dan Gunung Tambora di kejauhan. Pantas saja anak muda senang menghabiskan sore hari di Bukit Matompo. Suasananya memang adem banget!

Image credit: @saprolhallet064

Bukit Matompo terletak di Desa Mbuju, Kecamatan Kilo. Berjarak sekitar 100 km dari Bima, kamu bisa mampir ke bukit ini saat hendak menuju Taman Nasional Gunung Tambora.

Koordinat Lokasi

6. Menyusuri Perairan yang Tenang di Pantai Kalaki

Image credit: @eti_setiawati90

Jika kamu traveling ke Nusa Tenggara Barat menggunakan pesawat ke Bima, kamu akan mendarat di Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin. Keluar dari bandara menuju ke pusat kota, kamu bisa melewati jalan baru yang membentang di sepanjang pinggir Pantai Kalaki. Berhenti sejenak untuk berfoto di sini tidak ada salahnya!

Image credit: @yulisydnpr

Pantai yang berada di ujung Teluk Bima ini memiliki ombak yang tenang. Kamu pun tak perlu khawatir jika hendak berenang di Pantai Kaliki. Selain itu, masyarakat setempat juga memanfaatkan pantai ini untuk budidaya ikan dengan keramba.

Image credit: @ferika.arief

Koordinat Lokasi

7. Pantai Labangka yang Mengagumkan

Image credit: @musimliburan

Nama Labangka sebenarnya merujuk kepada kecamatan yang terletak di sebelah timur Kabupaten Sumbawa. Jika kamu menghabiskan satu hari di sini, kamu bisa mengunjungi pantai-pantai yang berdekatan, antara lain Pantai Dewa, Pantai Lepu/Leppu, Pantai Sedudu, dan Pantai Sebekil. Semuanya memiliki satu kesamaan, yaitu belum banyak diketahui oleh wisatawan dari luar Sumbawa! Maka dari itu, pantai-pantai ini masih sangat bersih dan alami.

Image credit: @alam92

Yang paling terkenal di kalangan masyarakat lokal memang Pantai Lepu/Leppu karena garis pantai yang cukup landai. Hal ini memungkinkan wisatawan bermain air sepuasnya di pinggir pantai. Warna pasirnya berubah-ubah dari masa ke masa, terkadang putih, kecoklatan, atau merah muda. Menarik, bukan?

Image credit: @uchokgallesa

Koordinat Lokasi

8. Pulau Kelapa yang Eksotis

Image credit: @asrialdilaputri

Mencari destinasi wisata lain di seputar Bima untuk kamu eksplorasi? Pergilah ke timur pulau menuju daerah bernama Lambu. Wilayah ini memang lebih dikenal dengan pertambangan emas dan ladang bawang. Namun, ada permata tersembunyi yang memikat hati. Salah satunya adalah Pulau Kelapa. Kamu bisa menyeberang ke pulau tersebut melalui dermaga Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sape.

Image credit: @awaluddinludy

Di Pulau Kelapa, kamu bisa trekking mengitari pulau, lalu berkemah di puncak bukit untuk menunggu matahari terbit yang elok.

Image credit: @ataaa12_

Setelah turun kembali ke pantai, jangan hanya berjemur di pinggir pantai yang tergolong sepi ini. Sempatkan untuk snorkeling bersama anak-anak nelayan. Mereka bisa menuntunmu ke perairan yang dipenuhi terumbu karang yang masih hijau. Sungguh pengalaman yang istimewa!

Koordinat Lokasi

9. Pulau Ular yang Mencekam

Image credit: @arahman_az

Kalau kamu tidak takut ular, cobalah mengunjungi Pulau Ular. Pulau yang berada di selatan Pulau Sangeang ini memang kecil dan tidak dihuni oleh manusia. ‘Penduduk’ pulau ini adalah ribuan spesies ular berbisa dengan warna dan motif unik. Sebagian ahli mengatakan bahwa ular-ular tersebut berbisa, namun hal ini tidak mengurangi animo pengunjung untuk menyentuh atau berfoto bersama para ular.

Image credit: @awan_dhar

Konon, para ular ini adalah hasil kutukan Raja Bima atas pengkhianatan Raja Flores yang bekerja sama dengan Belanda. Pada masa lampau, Raja Bima mengutuk awak kapal Raja Flores menjadi ular, sementara tiang kapalnya menjadi sebuah pohon yang berdiri tegak di tengah pulau hingga hari ini. Percaya tidak percaya, yang pasti sensasi melihat ular yang berdesis di celah-celah tanah, tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata!

Koordinat Lokasi

10. Mengapresiasi Kearifan Lokal di Cagar Budaya Uma Lengge

Image credit: @borishardiyansyah

Sekitar 18 km dari pusat kota Bima, ada kompleks rumah adat Uma Lengge yang masih dipertahankan oleh penduduk setempat. Rumah beratap miring ini sebenarnya terdiri dari tiga lantai, lho! Lantai pertama yang terbuka adalah ruang untuk menerima tamu, lantai kedua adalah kamar tidur, dan lantai tiga digunakan untuk menyimpan bahan makanan. Antik, kan?

Image credit: @awaluddinludy

Di lokasi wisata Bima ini, kamu yang perempuan harus mencoba mengenakan pakaian ‘rimpu’ yaitu cara berbusana masyarakat Dompu-Bima dengan dua lembar sarung (ndo’o). Sedangkan lelaki bisa mencoba teknik ‘katente’ atau menggulungkan sarung di pinggang. Kamu pun bisa bercengkrama dengan penduduk untuk mengenal metode bercocok tanam berbasis kearifan lokal yang masih dipegang teguh oleh mereka.

Image credit: @utamirahayu__

Koordinat Lokasi

11. Pantai Tanjung Meriam yang Tiada Duanya

Image credit: @bluelighter8

Pantai Tanjung Meriam berlokasi di daerah Lambu, dan agen tur biasanya menawarkan kunjungan ke pantai ini sebelum menyeberang ke Pulau Kelapa. Yang spesial dari Tanjung Meriam adalah bentuk batuan yang membentuk bukit di sepanjang garis pantai. Para ahli geologi menyebut batuan ini sebagai columnar joint. Mereka meyakini bahwa columnar joint di Pantai Tanjung Meriam ini asli bentukan alam, bukan bawaan atau ciptaan manusia.

Image credit: @syafiqrdh

Jika kamu ingin mengunjungi tempat ini, sebut saja ‘Toro Maria’, karena nama Tanjung Meriam belum begitu dikenal oleh masyarakat setempat. Selain mendaki bukit batuan untuk berfoto, kamu juga bisa berenang di perairan dangkal. Pantai yang sunyi pasti menjadi highlight dari liburanmu ke Bima.Tertarik?